Kamis, 27 Agustus 2009

Persaingan Dua Perempuan Kakak-Beradik Dalam Melacur

Ini adalah cerita yang hampir sama dengan cerita Putri Yerusalem. Perbedaannya hanya terdapat pada pemeran utama cerita. Kebetulan yang menjadi pemeran utama dalam cerita yang tergolong cerita “mesum” ini, adalah dua orang aktris cantik, kakak-beradik bernama Ohola dan Oholiba.

Mulanya, keduanya adalah orang-orang yang sangat disayang dan dikasihi Tuhan. Tetapi, entah mengapa, tiba-tiba mereka berbalik mengkhianati Tuhan, lalu menceburkan diri kedalam kehidupan pergaulan bebas. Tepatnya, mereka menjalani profesi sebagai seorang pelacur kelas atas yang sangat profesional.
Anda tentu tahu, dimana-mana yang namanya pelacur, baik itu profesional atau tidak, pasti dipandang sangat buruk oleh masyarakat. Bahkan kalau perlu, mereka jangan sampai tinggal bersama-sama masyarakat, sebab pelacur sudah dianggap sebagai sampah dan penyakit yang sangat menjijikkan. Masyarakat sangat takut tertular dan terinfeksi dengan penyakit mereka. Penyakit yang dimaksud ini bukan hanya dalam bentuk penyakit AIDS, Spilis, atau penyakit kelamin lainnya, tetapi lebih melihat pada sikap dan perilaku buruk para pelacur, yang dikhawatirkan nantinya akan dicontoh oleh masyarakat, terutama bagi kalangan anak-anak muda, yang kebanyakan mentalnya masih sangat rapuh.
Namun berbeda dengan sikap dan kebiasaan masyarakat yang baik itu, Alkitab justru malah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para pelacur untuk mengekspresikan kelakuan “asusila” mereka kepada para pembacanya, agar ya, mungkin suatu saat kelak bisa dijadikan bahan dan sumber inspirasi bagi para pembacanya yang berminat terjun kedalam dunia prostitusi. Jika anda berminat, mari kita sama-sama membaca cerita porno karya Tuhan, yang dimulai dari kisah Ohola berikut ini :

“Datanglah firman Tuhan kepadaku : “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu. Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya, disana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang. Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba.” (Yehezkiel 23:1-4)

“Ohola (lalu) berzinah, sedangkan ia adalah milik-Ku. Ia sangat berahi kepada kekasih-kekasihnya, kepada orang Asyur, pahlawan-pahlawan perang berpakaian kain ungu tua, bupati-bupati, dan penguasa-penguasa, semuanya pemuda yang ganteng, pasukan berkuda.” (Yehezkiel 23:5-6)

“Ia melakukan persundalannya dengan mereka, semuanya orang Asyur pilihan, ia menajiskan dirinya dengan semua orang kepada siapa ia birahi…” (Yehezkiel 23:7)

“Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.” (Yehezkiel 23:8)

Setelah menceritakan kehebatan “berahi” Ohola, Tuhan kemudian menceritakan kehidupan adik Ohola, yakni Oholiba, yang tak kalah hebatnya, sebagai berikut :

“Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya. Ia berahi kepada orang Asyur, kepada bupati-bupati dan penguasa-penguasanya, kepada pahlawan-pahlawan perang yang pakaiannya sangat sempurna, kepada pasukan kuda, semuanya pemuda ganteng. Aku (Tuhan) melihat bahwa ia menajiskan diri, kelakuan mereka (Ohola dan Oholiba) berdua adalah sama.” (Yehezkiel 23:11-13)

“Bahkan ia (Oholiba) menambah persundalannya lagi… Ia berahi kepada mereka (orang-orang Babel)…menajiskan dia dengan persundalan mereka, sesudah ia menjadi najis oleh mereka, ia meronta dari mereka. Oleh karena ia melakukan persundalannya dengan terang-terangan dan memperlihatkan sendiri auratnya…” (Yehezkiel 23:14-18)

“Ia (Oholiba) melakukan lebih banyak lagi persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal ditanah Mesir. Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu.” (Yehezkiel 23:19-21)

Seperti biasa kita sudah mengetahui, jika Tuhan telah menceritakan kelakuan para pelacur seperti tersebut diatas, itu tandanya Tuhan sedang sakit hati kepada mereka. Sehingga Tuhan pun ingin berbagi cerita kepada para pembaca Alkitab, supaya rasa sakit hati-Nya bisa berkurang “dikit”, meskipun para pembaca Alkitab harus menahan “jijik” membacanya.
Tapi memang begitulah kenyataannya, cerita yang “amburadul” tersebut terpaksa harus diterima juga oleh umat Kristen sebagai suatu firman Tuhan. Singkatnya, cerita ini pun berakhir ketika Ohola dan Oholiba akhirnya dihukum mati oleh Tuhan atas kelakuannya tersebut. Dengan cara ditelanjangi orang banyak, hartanya dirampas, lalu “digebukin” beramai-ramai hingga muka mereka berdua hancur. Tak lupa telinga dan hidung mereka juga dipotong-potong seperti “sayur”. Setelah itu mereka “babak belur” dilempari batu, dan akhirnya tewas dengan batang leher terpenggal oleh pedang. (Ternyata Tuhannya umat Kristen itu, selain porno, juga sadis?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar