Kamis, 27 Agustus 2009

Daud Memperkosa Istri Tetangganya

Kisah berjudul diatas dapat dibaca lebih lengkap pada 2 Samuel 11:1-27, dimana ketika anda membacanya, anda akan merasa terkejut luar biasa.

Tapi, baiklah supaya anda tidak repot-repot mencarinya, kami ceritakan saja kisah yang dimaksud sebagai berikut :
Pada suatu hari, Raja Daud menyuruh Yoab beserta pasukannya untuk bertolak ke kota Raba guna mengepung dan menghancurkan kota tersebut serta memerangi sekalian penduduknya (Bani Amon). Sementara itu, Daud sendiri tidak ikut serta, tapi tetap berada di Yerusalem.
Saat suasana lagi sepi, disuatu sore, Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di lantai atas istana. Tiba-tiba matanya tertuju kepada sosok perempuan cantik yang sedang mandi. Daud pun menyuruh para pengawalnya mencari tahu tentang perempuan itu. Ternyata diperoleh informasi bahwa perempuan itu bernama Batsyeba binti Eliam, istri dari Uria yang ikut berperang dengan Yoab di kota Raba. Maka Daud menyuruh pengawalnya untuk membawa perempuan cantik itu ke istana. Daud memasukkannya ke dalam kamarnya, lalu menyetubuhinya secara paksa. Setelah itu, ia perintahkan kepada pengawalnya untuk mengantarkan perempuan itu kembali kerumahnya.

“Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur (bersetubuh) dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.” (2 Samuel 11:4)

Rupanya perempuan itu hamil dari perzinahan tersebut, lalu ia mengutus seseorang ke istana guna memberitahukan kepada Daud perihal kehamilannya.

“Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian : Aku mengandung." (2 Samuel 11:5)

Maka Daud menyuruh pengawalnya untuk menjemput suaminya, Uria, yang sedang berada di Raba dan membawanya pulang ke Yerusalem. Setelah Uria sampai di istana, Daud menyambutnya dengan baik dan menanyakan kepadanya tentang kabar Yoab dan pasukannya yang sedang berperang. Kemudian Daud menyuruh Uria untuk pulang kerumahnya dan tidak lagi ikut berperang bersama pasukan Yoab. (Maksudnya agar ia bersetubuh dengan istrinya, sehingga janin yang ada di dalam perut istrinya itu dianggap berasal dari benih suaminya itu, bukan dari benih Daud)
Ketika Uria keluar dari istana, pengawal istana menyusulnya dan menyerahkan sebuah hadiah untuknya. Akan tetapi, Uria rupanya enggan untuk pulang kerumahnya dan lebih memilih untuk kembali lagi ke Raba untuk melanjutkan peperangan. Para pengawal pun melaporkan hal ini kepada Daud. Daud lalu bertanya kepada Uria :

“Mengapakah engkau tidak pulang kerumahmu?” (2 Samuel 11:10)

Uria menjawab :

“Yoab dan semua pasukannya hanya tidur ditenda-tenda dan terus berperang melawan musuh, bagaimana mungkin aku akan pulang kerumahku untuk makan, minum, dan tidur dengan istriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku tak akan melakukan hal itu!” (2 Samuel 11:11)

Maka Daud pun akhirnya melepas kepergian Uria, tapi sebelumnya ia telah membuat sebuah surat kepada Yoab yang isinya :
“Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.” (2 Samuel 11:15)

Setelah membaca surat tersebut, Yoab melaksanakan pesan Daud itu. Dan ternyata memang benar, Uria mati terbunuh dalam sebuah pertempuran hebat.
Ketika berita kematian Uria ini didengar oleh istrinya, Batsyeba binti Eliam, ia meratap sejadi-jadinya. Akan tetapi tak lama setelah itu, Daud membujuknya untuk tinggal bersamanya di istananya. Batsyeba kemudian menurut, dan ia pun resmi diperistri oleh Raja Daud. Akhirnya, perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama oleh Daud dengan Salomo. Tuhan memang mengasihi anak ini, tapi apa yang telah dilakukan oleh Daud sungguh keji di mata Tuhan.
Pertanyaannya adalah nilai-nilai moral apakah yang dapat kita peroleh dari cerita tersebut diatas? Jelas tidak ada! Kecuali, ajakan untuk memperkosa, berzina, berkhianat, meninggalkan nilai-nilai ksatria, melakukan tipu muslihat, dan merekayasa untuk menyembunyikan “aib” perzinahan, lalu membunuh suami perempuan yang telah diperkosa.
Tentu saja perbuatan tersebut sangat hina dan terkutuk dimata siapapun, tanpa kecuali. Tapi benarkah, Daud yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai seorang nabi suci yang amat taat dan patuh kepada perintah Tuhan (QS. Shad:17), pernah melakukan perbuatan terkutuk seperti itu? Jawabannya pasti tidak! Sebab cerita tersebut memang hanyalah karangan palsu dari para kami Alkitab yang ingin mengadu domba keluarga Daud dengan umatnya Bani Israel, dan mencemarkan nama baiknya.
Untuk itulah, dalam Al-Qur’an, Allah membela kehormatan Daud dari segala fitnah dan tuduhan keji musuh-musuhnya. Allah berfirman :

“Dan bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan, dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan, sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.” (Q.S. Shad:17-20)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar