Kamis, 27 Agustus 2009

Mertua Memperkosa Menantu Perempuannya

Kami berharap anda telah membaca Alkitab dengan teliti, yakni pada Kitab Kejadian pasal 38, sebab ini adalah bagian pornografi yang paling mesum dalam sebuah kitab yang diklaim sebagai “Kitab Suci". Setelah membacanya berkali-kali, sebaiknya anda segera membuat catatan.

Kisah ini dimulai ketika Yehuda menikah dengan istrinya, Syua. Setelah menikah, Syua kemudian mengandung, lalu melahirkan anak laki-laki pertama bernama Er. Selanjutnya, ia melahirkan lagi anak laki-laki kedua bernama Onan. Dan terakhir, ia melahirkan anak laki-laki ketiga bernama Syela. (Lihat Kejadian 38:1-5)
Setelah beranjak dewasa, Er sebagai anak yang paling sulung lalu dinikahkan oleh orangtuanya, dengan wanita bernama Tamar. Tapi karena Er berlaku jahat, maka Tuhan kemudian membunuhnya. Sehingga Tamar akhirnya menjadi janda. (Lihat Kejadian 38:6-7)
Alkitab tidak menjelaskan, mengapa Er berbuat jahat? Kejahatan apa yang dilakukan Er? Masih belum jelas? Kesan yang muncul, seolah-olah Alkitab menuduh Tuhan telah berlaku “sembrono”, dan tidak punya rasa belas kasihan, karena telah membunuh orang yang belum jelas apa kesalahannya?
Untuk menggantikan Er yang telah mati, Yehuda lalu menyuruh anak keduanya yang telah dewasa, bernama Onan, untuk mengawini janda kakaknya, Tamar. Namun, selama menikah, Onan ternyata tidak ingin mendapatkan keturunan melalui istrinya. Sebab, pada saat ia sedang berhubungan intim dengan istrinya, ia selalu membuang “spermanya” diluar hubungan senggama, untuk mencegah agar istrinya jangan sampai hamil. Cara berhubungan seks yang tidak wajar, yang dilakukan oleh Onan itu sekarang ini dikenal dengan istilah “Onani” atau “onanisme” (diambil dari namanya, Onan) atau disebut juga dengan “Coitus interruptus” atau senggama terputus. Nah, selanjutnya, karena kelakuan Onan tersebut dipandang jahat oleh Tuhan, maka Tuhan pun segera membunuhnya. (Kejadian 38:10)
Melihat sikap Tuhannya dalam Alkitab tersebut mungkin sangat mengherankan bagi orang-orang yang hidup di masa modern sekarang ini? Sebab apa yang dilakukan oleh Onan tersebut belum dapat dikategorikan sebagai perbuatan jahat yang pantas mendapatkan hukuman berat (hukuman mati). Sikap Onan tersebut, justru membantu program pemerintah dalam menekan laju pertambahan penduduk yang semakin tidak terkendali dewasa ini. Tapi, mengapa sikap Onan yang baik tersebut, malah direspon negatif oleh Tuhan?
Baiklah, kita lupakan saja “keanehan” sikap Tuhan tersebut, dan kita lanjutkan ceritanya. Saat melihat kedua anaknya mati terbunuh ditangan Tuhan, Yehuda pun akhirnya merasa trauma dan khawatir kalau anaknya yang ketiga, bernama Syela, jangan-jangan akan mati juga jika dikawinkan dengan Tamar.

"Jangan-jangan dia mati seperti kedua kakaknya itu." (Kejadian 38:11)

Untuk itu Yehuda lalu segera mengambil tindakan, memulangkan menantunya, Tamar, ke rumah orang tuanya dengan janji jika anaknya yang ketiga, Syela, sudah cukup dewasa untuk menikah, maka dia akan mengawinkannya dengan Tamar, sebagai syarat untuk memperoleh keturunan, demi mengekalkan nama almarhum suaminya yang pertama, Er.
Namun beberapa tahun kemudian ketika Syela telah dewasa dan mungkin telah siap menikah, ayahnya malah tidak segera memanggil Tamar untuk menikah dengan Syela. Apalagi bersamaan dengan itu, Yehuda juga baru saja ditinggal mati istrinya. Sehingga ia berduka cita dan lama-kelamaan tidak ingat lagi akan janjinya untuk menikahkan Syela kepada Tamar.
Atas kelalaian Yehuda tersebut, Tamar ingin membalas dendam dan memberi peringatan. Dia mendapat kabar bahwa mertuanya sedang pergi ke Timna untuk mencukur dombanya. Tamar merencanakan untuk mencegat Yehuda. Dia pergi dan duduk di tepi jalan, mengetahui dalam hatinya bahwa laki-laki tua tersebut tidak akan pernah melewatinya tanpa menegurnya. Begitulah, Yehuda melihat Tamar dan mengira dia adalah seorang Wanita Tuna Susila, seorang pelacur. Lalu berkata kepadanya (Tamar) :

".... Marilah, aku mau menghampiri (berhubungan seks dengan) engkau, (sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu : Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku..." (Kejadian 38:16)

Pada saat itu orang-orang tidak membawa uang tunai atau kartu kredit, sehingga Yehuda berkata akan mengirim kepada Tamar seekor anak kambing setelah dia berhubungan seks dengannya. Tamar bukanlah seorang wanita yang dapat terbuai oleh ucapan tersebut. Dia mempunyai rencana utama, yang telah dipikirkan dan dilakukannya secara baik. Dia menawar, "Apakah jaminannya bahwa anak domba tersebut akan dikirim?" "Apa jaminan yang Anda inginkan?", tanya Yehuda. "Cincin dan gelang Anda (masyarakat pada masa itu biasanya menggunakan gelang pada pergelangan tangannya) dan tongkat yang Anda pegang saat ini." Laki-laki tua tersebut menyerahkan barang-barang yang diminta dan berhubungan seks dengan menantunya. Dari hubungan ini Tamar pun akhirnya mengandung alias hamil. (Red : Jangan lupa bahwa Er dan Onan dulunya gagal lho, membuat Tamar mengandung!?).
Dalam masa tiga bulan; kehamilannya semakin tampak. Gunjingan mulai menyebar. Berita Tamar telah "melakukan pelacuran dan mengandung anak dari perbuatan tersebut" sampai kepada Yehuda. Yehuda sekarang mempunyai alasan untuk marah terhadap Tamar Dia memerintahkan, "Bawa dia keluar (perempuan jalang tersebut), dan bakar dia." Sebelum ini dia adalah perempuan yang jahat (Yehuda kehilangan dua anak laki-laki karena Tamar). Sekarang dia adalah seorang perempuan jalang dan patut dibakar hidup-hidup!
Tamar lebih cerdik dari yang dibayangkan Yehuda. Sebelum mertuanya melakukan hal tersebut, dia mengirim cincin, kalung dan tongkat, melalui seorang pelayan dan sebuah permohonan agar Yehuda mencarikan orang yang bertanggung jawab atas kehamilannya. Tamar berkata, "Bersama laki-laki yang memiliki barang-barang ini, saya saat ini mengandung." Yehuda mengenali barang-barang miliknya dan berkata :

".... Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku yang masih hidup. Dan dia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu." (Kejadian 38: 26)

Sembilan bulan setelah hubungan seksual di Timna antara Yehuda (seorang mertua) dan Tamar (menantunya sendiri), bidan berjaga-jaga di sisi tempat tidur Tamar. Dari ukuran perutnya, dia memperkirakan Tamar mengandung anak kembar Dan berdasarkan hukum Nabi Musa Alaihissalam, dia harus sangat berhati-hati dalam memberi tanda "anak pertama". Jika wanita melahirkan anak kembar yang identik dan jika tidak hati-hati dalam memberi tanda kepada anak pertama, maka ditakutkan adanya ketidakadilan, karena anak pertama menerima bagian yang terbesar dari warisan ayahnya.
Ketika Tamar melahirkan, salah seorang bayi tersebut ditarik tangannya dan perawat mengikatkan sebuah benang merah tua untuk menandakan bahwa "Inilah bayi yang pertama lahir!" Tetapi hal ini terlalu sensitif untuk anak yang baru lahir, sehingga dia dengan cepat menarik tangannya ke dalam kehangatan ibunya, dan menyaksikan adik laki-lakinya lahir, dan bidan berseru :

"...Alangkah kuatnya engkau menerobos keluar, maka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah." (Kejadian 38:29-30)

Peres adalah sebutan untuk orang yang melompati antrian, seorang yang telah membuat orang lain keluar dari gilirannya, dan Zerah berarti "merah" dalam bahasa Ibrani karena dia memiliki benang merah pada tangannya.
Pertanyaannya adalah, apa kandungan moral cerita seksual Alkitab pada pasal 38 kitab Kejadian yang terkenal ini? Sekarang Yehuda melakukan perbuatan zina dengan Tamar dan mendapatkan anak haram yang kembar yang keturunannya kelak dikemudian hari dimuliakan oleh Tuhan! Apa kandungan moralnya? Tidak ada, maka berarti tidak bermoral!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar